Saturday 23 October 2010

Knalpot Mercedes Ternyata Diproduksi di Purbalingga

Ada kabar gembira bagi Anda pengguna bahan bakar minyak
jenis premium.
Guna menghemat BBM, Anda dapat membeli knalpot yang
diproduksi sebuah perusahaan knalpot tradisional di Desa
Sayangan, Kabupaten Purbalingga,
Jawa Tengah.

Knalpot buatan Muhajirin mampu menghemat BBM sebesar 30
persen.
Padahal, bahan baku utamanya terhitung sederhana, yaitu
plat aluminium dan
plat besi dari drum bekas.

Cara kerja knalpot ini adalah mengubah alur gas buang dari
hasil pembakaran mesin melalui knalpot. Dengan memasang
beberapa komponen yang dirakit pada badan knalpot,
konsumsi bahan bakar menjadi sangat minim.

Sayang, harga knalpot tersebut cukup mahal. Untuk sepeda
motor,
Anda harus mengeluarkan uang antara Rp 400 ribu hingga Rp
500 ribu.
Sedangkan untuk kendaraan roda empat, satu knalpot dijual
seharga satu juta rupiah sampai Rp 2 juta. Ini tergantung
model dan ukurannya.
Meski demikian, knalpot itu telah dipesan para konsumen di
berbagai kota besar di Indonesia. Bahkan, penjualannya
hingga ke mancanegara, seperti Jerman dan Jepang.

knalpotTEMPO Interaktif, Purbalingga: Industri knalpot mobil di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dipercaya memasok kebutuhan produsen mobil merk Mercedez Benz karena dinilai memiliki kualitas baik ."Siapa sangka knalpot buatan saya digunakan Mercedes Benz," kata Agus Adi Atmaja, perajin knalpot di Desa Patemon, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Kamis (23/4).
Ia mengatakan, perusahaan mobil mewah asal Jerman tersebut memesan sebanyak 1.000 unit knalpot buatannya. Pemesanan sejak 2004 untuk masa kontrak satu tahun. Setiap unit knalot, kata dia, terdiri dua buah bagian. Harga per uni, sesuai kontrak, Rp 2 juta.
Menurut pria 40 tahun ini, pihak Mercy juga sudah menghubungi lagi dan menyatakan hendak memesan knalpot sebanyak 1.000 unit untuk mobil seri terbarunya. "Kontrak tahun ini mudah-mudahan terealisasi, karena Mercy selalu mengeluarkan seri terbaru setiap lima tahun," ujar Agus.
Agus menambahkan, untuk pesanan mendatang kemungkinan akan ada negosiasi ulang terkait tingkat kesulitan yang dihadapi bengkelnya. Selain melayani pesanan Mercy, Agus mengatakan, knalpot buatannya juga dijual untuk masyarakat umum di berbagai kota Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

Knalpot buatan Agus untuk pasar lokal dijual pada kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 250 ribu per unit. "Produksinya rata-rata per bulan 500 buah yang dikerjakan oleh sembilan pegawai selama 26 hari kerja," rinci pemilik perusahaan knalpot bernama Vanvolker Enterprise.
Meski punya merek, Agus mengaku tetap melayani pesanan. Di antara knalpot pesanan adalah merek top seperti AMG dan Remus. Menurut dia, knalpot yang diberi nama merek terkenal hasil desainnya, bukan jiplakan. Pemilik merek, kata dia, mempersilakan nama produknya dipakai.
"Tapi, saya yang rugi karena nama dagang saya jadi tidak dikenal. Apa boleh buat, hal itu demi memenuhi keinginan konsumen meski sebenarnya produsen pemilik merek dagang tidak membuat knalpot yang desainnya saya rancang sendiri," katanya.
ANTARA

No comments:

Post a Comment